Coba, pernahkah kita
bertanya secara spesifik kenapa anak dan remaja bahkan orang dewasa kecanduan
game?
Mungkin jawaban sederhananya
adalah game itu mengasyikan dan seru-seru model permainannya. Sekilas
jawabannya baik dan masuk akal.
Tetapi yang berkembang
belakangan ini game sudah lebih jauh dari sekedar seru dan asyik.
Ada apa disana dan kenapa
lebih asyik? Karena sekarang disana ada kehidupan dan dunianya sendiri, atau
mudahnya ada “alamnya” sendiri.
Kita akan pelajari kenapa
anak dan remaja begitu kerajingan sesuatu yang namanya game, dan apa dampak
bahaya secara psikologis dan masa depan anak bangsa.
Banyak orang tua mengeluh
dan sudah tidak berkutik jika anaknya sudah nyandu yang satu ini. Disatu sisi
orang tua juga ada enaknya, pada saat anak mereka main game mereka memiliki
waktu untuk diri sendiri dan seakan bisa bebas dari tugas dan rutinitas
terhadap konsekuensi mengurus tugas anak. Tetapi tahukah bahwa ternyata ada
banyak “alam” yang berbahaya di alam game dan itu nikmat bagi anak.
Baiklah kita pahami apa yang
terjadi di alam dunia game, di alam ini anda yang bukan siapa-siapa bisa
menjadi siapa-siapa. Maksudnya jika anda di dunia nyata anda adalah orang yang
biasa, anak yang sekolahnya bermasalah dan kehidupan di dunia nyata bermasalah,
bisa berubah total jika anda memainkan peran di alam Game. Misal anak anda yang
sekolahnya bermasalah dengan nilai dan sikapnya, bisa saja di alam gamenya dia
adalah seorang jagoan yang banyak menolong orang dan kuat serta dihargai. Dan
ini bertolak belakang dengan dunia nyatanya bukan? Bahkan di dalam alam game
atau dunia gamenya dia adalah seorang raja yang dihormati dan memilii banyak
sekali kekayaan dan semua perintah dan keinginannya dapat dituruti.
Anak merasa
bukan siapa-siapa di dunia nyata, tetapi dia adalah “Raja” atau orang yang
berkuasa di alam gamenya. Dan ini nikmat baginya karena penghargaan dan
penerimaan benar-benar dirasakan di alam game tersebut. Sedangkan di dunia
nyatanya, dia tidak dihargai dan berbagai label tentang anak yang negatif sudah
menumpuk pada dirinya. Mereka yang seakan menjadi pecundang di dunia nyata dan
anak yang di “sia-sia”, bisa menjadi juara sejati di alam yang berbeda. Mereka
mendapatkan penghargaan dan diterima, di elu-elukan merasa dibutuhkan,
diinginkan dan itu semua berbeda dengan dunia yang nyata dalam kehidupannya.
Paham bukan?
Kenapa anak dan remaja bisa
kecanduan game?
Sebagai orangtua atau
pemerhati tumbuh kembang anak ada baiknya kita memahami hal ini dan memberikan
perlakuan yang berbeda kepada anak kita, terima dia apa adanya dan bantulah
agar berprestasi dan buat dia menjadi anak yang luar biasa hebat dalam bidang
yang dia sukai. Jika kita tidak mengambil tanggung jawab kita, maka sudah ada
yang bisa mengambil alih dan kita tahu itulah game dan berbagai media sejenis
yang siap menjadi guru dan pengaruh dalam kehidupannya.
Coba perhatikan, didalam
permainan game sekarang ini sudah sangat memperhatikan banyak sisi psiokologis
manusia, jelaslah karena pasar mereka adalah manusia. Tetapi yang ingin kita
bagikan disini adalah mereka jauh lebih bisa mengerti manusia dari pada manusia
sendiri kepada sesama manusia.
Contoh, jarang sekali atau
bahkan tidak pernah ditemukan di dalam dunia game ada kecaman dan makian saat
seorang anak gagal memainkannya, yang ada adalah kata “coba lagi, ingin
melanjutkan, dan sejenisnya” bandingkan dalam keseharian seorang anak atau kita
orang dewasa, salah baru sekali atau dua kali sudah di cap tidak bisa dan tidak
becus. Dan label atau cap tersebut melekat di benak kita dan anak kita yang
artinya selamanya, padahal yang kita butuhkan hanyalah latihan dan pembiasaan,
karena kita belum tahu dan mengerti.
Di game tidak ada aturan
seperti itu, mereka jauh lebih mengerti dan sabar daripada kita sesama manusia.
Game juga mengatasi banyak
hal dalam kehidupan, beberapa waktu lalu ada seorang rekan yang setiap hari
kecanduan game karena kesepian dan sulit berkomunikasi dengan keluarganya. Dia
akhirnya bermain game bertema peternakan yang “mengikatnya”, setiap hari Ipad
nya akan mengeluarkan bunyi suara sapi, jika belum diberi makan, dan dia bisa
mengangapnya nyata “kasian belum makan sapi-sapiku” dan ada jam-jam tertentu
dimana dia harus konsentrasi dengan gamenya tanpa boleh diganggu. Seakan-akan
hidupnya seperti seorang profesional yang sibuk namun, hanya memberi makan sapi
di gamenya, diceritakan sendiri kesehariannya dan kekonyolannya dengan terbahak-bahak.
Nah, anda sudah tahu permasalahannya, lalu bagaimana mengatasinya?
Ada 5 tips yang akan kami
bagikan dan bisa anda praktekkan dalam keseharian Anda dan anak Anda.
1. Sediakan waktu dan
kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika Anda sangat
sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang “sakit” dan perlu
ditemani.
2. Mengembangkan cara
berkomunikasi yang lebih enak dan nyambung dengan anak.
3. Berusaha memahami
kebutuhan anak, termasuk bahasa anak. Menyelami game-game yang dimainkan supaya
bisa menjadi pintu masuk anda bicara dengan anak.
4. Rencanakan waktu untuk
makan bersama dan rekreasi bersama. Saat ngobrol dengan remaja yang enak adalah
saat situasi mereka juga enak, saat makan dan santai.
5. Jangan bicara apalagi
dengan marah-marah kepada anak saat mereka sedang main game. Hal itu justru
membuat mereka bertambah terluka. Berusaha bicara dengan menatap anak dengan
kasih sayang.
Semoga tulisan dan informasi
ini bermanfaat bagi anda dan keluarga tercinta anda. Rebut kembali fungsi utama Anda, dan cintai anak dengan sepenuh hati kita.
Sumber
: juragantips
0 Response to "5 Tips Mengatasi Kecanduan Game Pada Anak"
Posting Komentar