Siapa sangka, Hasanah yang
rajin beribadah bisa murtad. Tohir, adik kandungnya, tersentak mengetahui
Hasanah sudah tidak mau shalat dan menyatakan telah pindah agama.
Ceritanya bermula dari perkenalan
Hasanah dengan seorang duda bernama Yusak. Laki-laki itu mengaku sebagai dokter
Pertamina. Keduanya bertemu di sebuah acara keluarga.
Meski baru kenal, Yusak
tampak sangat baik kepada Hasanah. Bahkan ia memberikan gaji dan tabungannya
kepada janda muslimah itu. Hasanah pun kemudian mulai suka kepada Yusak. Tak
menyia-nyiakan kesempatan, laki-laki asal Manado tersebut mulai bicara
“keyakinan” kepada Hasanah. Rupanya ia seorang misionaris.
Tak cukup menjalankan misi
sendiri, Yusak datang ke rumah Hasanah dengan membawa tiga misionaris. Mereka
dikenalkan sebagai Jerry, Heri dan Budiman. Ketiganya mengaku jebolan pesantren
dan kini menjadi penginjil. Dengan menyebutkan beberapa ayat Al Qur’an dan
hadits, mereka tampak meyakinkan di mata Hasanah. Wanita itu pun akhirnya
kehilangan imannya. Ia beralih keyakinan setelah didoktrin sedemikian rupa.
Beruntung, Tohir yang sangat
memperhatikan keluarganya melihat perubahan pada diri Hasanah. Kakak yang dulu
rajin beribadah, kini tidak terlihat lagi. Hasanah tak terlihat shalat lagi.
Yang lebih mengejutkan Tohir, ada Bibel dan buku-buku bergambar Yesus di rumah
kakaknya itu.
Mengetahui kakaknya telah
murtad, Tohir menghubungi Tim FAKTA yang kemudian menerjunkan Ustadz Abu Deedat
dan Ustadz Eros Dai. Keduanya berencana datang ke rumah Hasanah Sabtu pukul
17.00 agar malamnya bisa sekaligus bertemu degan Yusak dan tiga misionaris
lainnya.
Berdialog dengan Hasanah,
keduanya akhirnya tahu bahwa wanita itu telah meninggalkan Islam. Ia telah
berubah menjadi Nasrani dengan mengakui Yesus sebagai juru selamat. Ia juga
mengakui alkitab sebagai kitab yang indah sedangkan Al Qur’an bukanlah wahyu. Hasanah
mengatakan, dirinya pindah agama terutama setelah Yusak dan kawan-kawannya
menceritakan banyak Kyai pindah agama. Tentu saja cerita banyak Kyai murtad itu
adalah karangan Yusak dan kawan-kawannya. Bahkan dari ciri-ciri yang
digambarkan Hasanah, Tim FAKTA tahu bahwa ketiga orang tersebut adalah santri
gadungan yang juga melakukan modus yang saa di tempat lain dan kini sedang
dicari-cari.
Menjelang Magrib Yusak
datang. Namun mengetahui ada Tim FAKTA, ia langsung pulang. Tohir berusaha
mencegah dengan menjelaskan bahwa Tim FAKTA hanya ingin dialog dan dipastikan
tidak ada kekerasan fisik, namun Yusak tetap melarikan diri. Agaknya Yusak juga
menghubungi kawan-kawannya agar tidak datang. Soalnya hingga hari makin malam,
mereka tak kunjung datang.
Tim FAKTA akhirnya hanya
berdialog dengan Hasanah dalam rangka menyadarkannya kembali. Tim FAKTA meminta
Hasanah mengambil alkitab. “Apakah ini yang disebut ibu sebagai kitab yang
indah?”
“Iya, betul”
“Baik, mari kita buktikan
apakah Alkitab ini kitab yang indah,” kata FAKTA kemudian meminta Hasanah
membuka dan membaca Kidung Agung pasal 7 ayat 7-8.
Awalnya, Hasanah percaya
diri membaca: “Sosok tubuhmy seumpama pohon kurma dan buah dadamu gugusannya.
Kataku: ‘Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya.
Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti apel’”
“Apakah ini ayat yang
indah?,” tanya Tim FAKTA, “Apakah bait puisi yang bentuknya seperti surat cinta
dan rayuan anak muda ini firman Tuhan?”
Hasanah diam tertunduk.
Matanya sekali lagi mengarah pada kata-kata yang tidak sopan itu.
“Jika ini masih disebut ayat
yang indah,” lanjut Tim FAKTA, “coba baca kitab Ulangan pasal 23 ayat 1.”
Hasanah mulai gelisah
membacanya: “Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya,
janganlah masuk jemaah Tuhan”
“Apakah ayat ini indah?
Mungkinkah Tuhan berfirman dengan kata-kata vulgar? Sekarang coba buka kitab
Yehezkiel pasal 23 ayat 1 sampai 21.
Hasanah membacanya perlahan,
“Datanglah firman Tuhan kepadaku: ‘Hai anak manusia, ada dua orang perempuan,
anak dari salah satu ibu. Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa
mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya
dipegang-pegang…”
“Bu Hasanah,” kata Tim
FAKTA, “kami tidak akan berkomentar banyak. Kami yakin ibu punya etika dan tata
krama. Silahkan renungkan, apakah ayat ini bisa diebut firman Tuhan?”
Hasnah tertunduk. Raut
mukanya memerah. Tatapan matanya seperti kosong, tertuju pada kitab yang
dipegangnya. “Kok ngeres ya? Ini belum pernah dibacakan pendeta di gereja,”
kata Hasanah. Satu keyakinannya telah luntur; kitab itu bukan kitab yang indah.
Dialog berikutnya berusaha
mengembalikan keyakinan mendasar Hasanah. “Apakah ibu meyakini Yesus tuhan?”
“Ya, Yesus adalah tuhan dan
juru selamat”
Cukup panjang dialog kali
ini, tapi intinya Tim FAKTA menjelasakan bahwa tak ada satu pun ayat dalam
alkitab yang menunjukkan perkataan Yesus agar disembah. Tim FAKTA juga meminta
Hasanah membaca ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus pun memerintahkan
menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa yakni Allah.
Hasanah pun diminta membaca
Injil Markus pasal 12 ayat 29: “Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah;
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa”
Hasanah juga diminta membaca
Injil Lukas pasal 6 ayat 12: “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk
berdoa dan semalaman ia berdoa kepada Allah”
Singkat cerita, Hasanah
akhirnya sadar bahwa ia telah disesatkan oleh Yusak dan kawan-kawannya. Ia
yakin bahwa alkitab sekarang telah banyak kepalsuan dan Yesus bukanlah tuhan.
Hasanah pun kemudian kembali bersyahadat dan menjadi muslimah. Alhamdulillah.
sumber : kisahikmah
0 Response to "DITUNJUKKAN KEPALSUAN BIBEL, JANDA MURTAD KEMBALI MASUK ISLAM"
Posting Komentar