Alkisah .. Di negeri Amerika
terdapat petani yg menanam jagung unggulan dan seringkali memenangkan
penghargaan petani dgn jagung terbaik sepanjang musim.
Suatu hari, seorang
wartawan dari koran lokal melakukan wawancara dan menggali rahasia kesuksesan
petani tsb. Wartawan itu menemukan bhw petani itu membagikan benih jagungnya
kpd para tetangganya. "Bgmn Anda bisa berbagi benih jagung dgn tetangga
Anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yg sama setiap tahunnya?"
tanya wartawan, dgn penuh rasa heran dan takjub.
"Tidakkah anda mengetahui
bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yg akan berbuah dan membawanya
dari satu ladang ke ladang yg lain. Jika tetangga saya menanam jagung yg jelek,
maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang. Jika saya
ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, maka saya harus membantu tetangga
saya untuk menanam jagung yg bagus pula", jawab si Petani itu.
Petani ini
sangat menyadari hukum "keterhubungan" dalam kehidupan. Dia tidak dapat
meningkatkan kualitas jagungnya, jika dia tidak membantu tetangganya utk
melakukan hal yg sama. Dalam kehidupan ini, jika kita ingin menikmati kebaikan,
kita harus memulai dgn menabur kebaikan kpd orang-orang di sekitar kita.
Jika
kita ingin bahagia, maka kita harus menabur kebahagiaan untuk orang lain. Jika
kita ingin hidup dgn kemakmuran, maka kita harus berupaya pula utk meningkatkan
taraf hidup orang-orang di sekitar kita. Anda tidak akan mungkin menjadi ketua
tim yg hebat, jika Anda tidak berhasil mengupgrade anggota" tim Anda.
Kualitas Anda Ditentukan Oleh Orang-orang Disekitar Anda. Orang yg cerdas itu
sejatinya adalah orang yg mencerdaskan orang lain, begitu pula orang yg baik
adalah orang yg mau membaikkan orang lain. Dan akhirnya, apa yg kita tanam,
itulah yg akan kita petik kelak. Semoga bermanfaat. (Kisah Nyata : James
Bender, How to Talk Well, New York, 1994)
sumber : blog.riunix
0 Response to "Kisah Petani Jagung"
Posting Komentar