Saat duduk di bangku Taman
Kanak-Kanak (TK), idealnya si kecil sudah tak lagi mengompol.
Secara statistik, 15 dari
100 anak balita yang mengompol, berhenti sendiri secara alami tanpa bantuan
terapi atau obat apa pun.
Pada umur 2 tahun, umumnya
anak-anak sudah tidak mengompol di kala tidur siang hari, tetapi terkadang
masih mengompol di malam hari.
Pada umur 3 tahun, 3 dari 4
anak sudah tidak mengompol pada malam hari. Karena itulah bila anak 4-5 tahun
mengompol lebih dari satu kali dalam seminggu sudah dianggap tidak wajar
(abnormal).
Secara sederhana, anak yang
mengompol dibagi dalam 2 kelompok, yaitu enuresis primer dan sekunder.
Sebanyak 75-90 persen anak
mengalami enuresis primer, yakni mereka sejak awal memang selalu ngompol dan
belum pernah "kering".
Sedangkan anak yang sudah
pernah "kering" selama minimal 6 bulan, kemudian mengompol lagi,
kelompok inila yang disebut enuresis sekunder.
Penyebab pasti mengompol
tidak diketahui, tetapi beberapa faktor yang diduga adalah:
- Bawaan: Sekitar 50 persen
kasus anak mengompol ditemukan riwayat keluarga.
Apabila satu orangtua pernah
menderita enuresis, anak mempunyai risiko sebesar 44 persen untuk mengalami hal
yang sama.
Apabila kedua orangtuanya
menderita enuresis, risiko meningkat menjadi 77 persen.
- Tidur lelap:
Ketidakmampuan bangun di malam hari untuk buang air kecil karena beberapa
anak-anak tidur sangat lelap.
- Pengembangan tertunda:
Beberapa anak berkembang lebih lamban untuk mencapai perasaan kering pada malam
hari tetapi pada akhirnya akan dapat mengatasi masalah sejalan dengan usia.
- Masalah regulasi hormon:
Anak-anak yang mengompol mungkin memiliki tingkat hormon lebih rendah yang
disebut hormon antidiuretik.
Hormon ini menekan produksi
urine selama tidur. Ini berarti penderita menghasilkan urine lebih dari jumlah
normal selama tidur dan dikeluarkan dengan cara mengompol.
- Keterlambatan dalam
pematangan dan perkembangan kandung kemih yang disebabkan kelainan genetik
autosomal dominan yang terletak pada kromosom 12 dan 13. (tribunnews.com)
0 Response to "Sudah Sekolah TK Si Kecil Masih Ngompol, Kenapa?"
Posting Komentar